Makanan Tradisional, Usaha yang Menggiurkan


Suasana di siang itu sangat panas, namun tak satu pun diantara sekian orang  yang bekerja di luar ini mengeluh. Suara yang terdengar bising bersatu dengan mesin-mesin yang bekerja. Dan masyarakat yang berada di daerah Kampung Anyar, Semplak Barat Bogor ini berusaha dengan semangat juang mendapatkan lembaran uang yang begitu menggiurkan, masyarakat ini pun tidak terlihat lelah. 
Semua masyarakat disini berwirausaha makanan tradisional berupa dodol, rangginang, geplak, noga kacang, dan kue satu. Salah satunya adalah Ibu  Neneng Ernawati. Ibu yang berumur 40 tahun ini bekerja keras untuk mendapatkan pendapatan yang lebih untuk kehidupan yang lebih layak. Dengan tekad yang kuat ia memilih usaha ini karena melihat peluang yang besar dan menggiurkan.
Ibu neneng adalah seorang ibu rumah tangga. Suaminya bapak Andri Achmad berumur 42 tahun bekerja sebagai pegawai swasta di Tangerang.  Ibu seorang 3 anak ini sudah 10 tahun berkecimpung di dunia usaha  makanan tradisional ini, sejak tahun 2002 hingga saat ini. Pendapatannya perbulan sebesar Rp. 6.500.000,- dan omset yang di dapatkan pertahun hingga mencapai 200juta, tentu saja menggiurkan untuk menambah pendapatan selain gaji pokok dari seorang suami

Makanan tradisional yang lebih dikenal dengan kue tradisional ini dibuat dengan tangan sendiri, dan ia bekerja dibantu oleh 4 orang pegawai. 2 orang untuk membuat kue rangginang dan  2 orang untuk membuat dodol. Namun sewaktu-waktu pegawai pun bisa bertambah lebih banyak, tergantung kebutuhan dan situasi pemesanan yang lebih meningkat. Untuk kue selain dodol dan rangginang dibuat oleh tetangga sekitar yang masing-masing ahli dibidang pembuatan kue. Ia hanya menggunakan sistem kuli, dengan membayar jasanya.
Kue yang dibuat terbuat dari beras ketan, untuk itu menjadikan rasanya enak dan banyak disukai oleh konsumen. Kue yang paling disukai konsumen yaitu dodol dan rangginang, karena kue-kue ini berbeda dengan kue yang sama jenisnya. Seperti dodol misalnya, dodol terbuat dari bahan beras ketan dan gula. Dodol ini bermacam varian, dodol durian yang disukai banyak konsumen kemudian ada dodol wijen dan dodol original yang terasa sangat manis. Namun dodol-dodol ini pun dibuat tergantung pesanan para konsumen.
Untuk rangginang terbuat dari beras ketan dan terasi. Rangginang begitu cantik jika dilihat dari warna dan bentuknya. Rangginang pun banyak varian bentuk dan warna nya, jika dilihat dari warna ada warna merah, hitam, dan putih. Dan dari bentuknya ada yang kecil dan besar seperti gelang tangan pada umumnya serta rasa yang gurih menambah rangginang ini enak.
Harga yang di tawarkan dari setiap kue sangat bervariasi, mulai dari harga Rp.5.000,- perbungkus sampai Rp.9.500,-  perbungkus. Untuk dodol seharga Rp.9.500,- dan rangginang Rp.7.500,- . Murahnya harga jual kue-kue ini membuat konsumen mempunyai daya tarik tersendiri untuk berlangganan. Konsumen ini datang dari berbagai daerah di Jabodetabek, dengan sistim penjualannya mereka datang membeli langsung dan menjual kembali kue-kue  nya dengan harga yang lebih tinggi.
Ia tidak pernah ikut campur terjun kelapangan untuk menjualkan kue-kue nya, ia hanya cukup diam di rumah dan konsumen yang sudah berlangganan cukup datang membeli sesuai pesanan. Sistem inilah yang membuat ia tidak perlu lelah berjualan kue ini. Untuk itu ia sangat beruntung menggeluti usaha ini, selain pendapatan yang cukup menggiurkan namun dengan sistim yang digunakan ia tidak perlu lelah.
Ia menjadikan usaha ini menjadi pendapatan unggulan, karena pendapatan yang menggiurkan dan lebih besar dari pendapatan pokok bulanan yang lain. Selain itu ia dapat kepuasan tersendiri berwirausaha ini. Banyak sesuatu yang dihasilkan dari kerja keras membangun usaha ini. Dan sudah tak aneh lagi di daerah ini banyak yang membahagiakan dirinya dengan berangkat ke Baitullah dari penghasilan wirausaha ini.

                                                                                                          *Dea Maltita Azizah*

Related Post



Posting Komentar